Rabu, 21 Maret 2012


KONSEP DASAR
TONSILITIS

 A.     PENGERTIAN
1.       Tonsilitis ada radang akut dan kronik pada tonsil yang dapat bermanifestasi dalam bentuk tonsillitis akut, tonsillitis folokularis, dan tonsillitis membranosa.
2.       Tonsilitis Folikularis adalah suatu peradangan akut pada tonsil dan kriptanya.

B.     ETIOLOGI

Etiologi tonsillitis adalah kuman-kuman yang komensal dalam tubuh yaitu dalam saluran pernafasan dan saluran pencernaan bagian atas, diantaranya ;
1.       Staphylococcus.
2.       Streptococcus Beta Haemoloticus group A.
3.       Pneumococcus.
4.       haemophillus Influenza.
5.       Virus.

C.     TANDA DAN GEJALA

Menurut sifat peradangannnya gejala-gejala tonsillitis dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.       Gejala Tonsilitis Akut :
a.       Panas badan meningkat, kadang-kadang tinggi sekali sampai 450 C sehingga anak-anak sampai kejang.
b.       Nyeri menelan.
c.       Kadang-kadang disertai batuk pilek.
d.      Nyeri di daerah tenggorokan yang bisa menjalar sampai ke telinga.
e.       Pada pemeriksaan ditemukan : tonsil merah, tonsil yang membengkak kadang-kadang ada nanah.

2.       Gejala Tonsilitis Kronik
a.       Batuk-batuk kronis, mulut berbau (Foetor Ex Ore), terasa ada yang mengganjal ditenggorokan dan nyeri di tenggorokan, neri menelan yang ringan yang bisa menghebat.
b.       Pada pemeriksaan ditemukan: tonsil kadang-kadang membesar/ tidak.
c.       Tonsil melekat pada jaringan sekitar.
d.      Adanya lendir yang tidak merata (kripta) dan lubang-lubang tonsil tersebut terdapat warna keputihan yang disebut Dendritus yang merupakan tumpukan kuman-kuman yang telah mati yang berasal dari leukositosis yang sudah mati dan sisa-sisa makanan.
D.     PATOFISIOLOGI.
Tonsil dan adenoid
Pada masa anak-anak
Umur 3 tahun Adenoid mengalami Hipertropi Fisiologis
Umur 5 tahun Tonsil mengalami Hipertropi Fisiologis

Pembesaran adenoid meyebabkan tonsil terdorong
Dan menghadapi udara inspirasi

Kuman-kuman penyebab

Reaksi pertahan tumbuh



                                Kuat                                                                              lemah

                Tidak terjadi radang                                                        Reaksi radang dan adanya
                                                                                                                Tanda-tanda radang

                                                                                                               
                                                                                                                                     Tonsilitis

                                                                                                                                  
       Sembuh
                                                                                                                               
                                                                                                                                Kambuh berulang

                                                                                                                                Indikasi Tonsilektomi


E.     PENATALAKSANAAN

1.       Penyuluhan pada klien infeksi tenggorokan (tonsilitis):
a.       Mendapat istirahat tambahan (mempercepat penyembuhan).
b.       Minum minimal 2 – 3 liter perhari.
c.       Pengobatan :
1.       Antihistamin efektif terutama masa awal, hati-hati pada waktu mengemudi dan bekerja dengan mesin-mesin bila memakai antihistamin.
2.       menggunakan antibiotika untuk  membunuh bakteri pada periode waktu yang ditentukan.
d.      Mendukung kenyamanan dengan menggunakan :
1.       kumur cairan garam hangat.
2.       ice kollar (kompres es)
3.       tablet hisap tenggorokan.
4.       Inhalasi lembab.
e.       Mencegah infeksi saluran nafas atas selanjutnya :
1.       mencegah pemaparan langsung pada penderita infeksi pernafasan lain, jika memungkinkan.
2.       mengajari semua orang untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu bila bersin dan batuk.
3.       mencuci tangan setelah membuang tisu.
f.        Memikirkan antibiotika profilaktik bagi pederita denga riwayat demam rematikatau endokarditis bakteri.
g.       Gejala-gejal rekurensi yang memerlukan perhatian medis (demam, nyeri yang hebat, disfagia, ekspetorasi pus).
2.       Perawatan pasca bedah Tonsilectomi :
a.       Berbaring kesamping sampai bangun, kemudian posisi semi fowler.
b.       Memantau tanda-tanda pendarahan :
1.       menelan berulang.
2.       Muntah Darah segar.
3.       Peningkatan denyut nadi pada saat tidur.
c.       Diet :
1.       Memberikan cairan bila muntah reda.
Ø  Mendukung klien untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih nyaman daripada potongan kecil)
Ø  Hindari pemakaian sedotan.
2.       Menawarkan makanan :
Ø  Es krim, custrad dingin, sup krim dan jus.
Ø  Refined cereal, dan telur setengah matang biasanya lebih dapat menikmati pagi hari setelah pembedahan.
Ø  Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau banyak bumbu selama 1 minggu.
3.       mengatasi ketidaknyamanan pada tenggorokan :
Ø  menggunakan ice kollar (kompres es) bila mau.
Ø  Memberikan analgetik.
4.       mengajari klien hal beikut :
Ø  hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 1 sampai 2 minggu.
Ø  Melaporkan segera tanda-tanda pendarahan pada dokter.
Ø  Minum (2 – 3 liter perhari) sampai bau mulut hilang.
Ø  Tinja mungkin seperti ter dalam beberapa hari karena darah yang tertelan.
Ø  Tenggorokan tidak nyaman ini tersa antara hari ke-4 dan ke- 8 setelah operasi (pemisahan membran).








F.      KOMPLIKASI

Pada dasarnya komplikasi yang ditimbulkanoleh karena tonsilitis ini baik yang akut maupun yang kronik komplikasi, yaitu:
1.       Komplikasi yang terjadi di daerah tonsil itu sendiri dapat berupa :
a.       Abses peritonsil atau infiltrat peritonsil.
b.       Otitis media akut terutama pada anak-anak.
2.       Komplikasi yang di timbulkan akibat tonsilitis yang jauh dari organ tonsil atau komplikasi sistemik dapat berupa :
a.       Pada jantung bisa terjadi endokarditis, demam rematik.
b.       Pada sendi bisa terjadi artritis.
c.       Pada ginjal bisa terjadi nephritis.




















KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN  PADA
 KLIEN DENGAN TONSILITIS

A.     PENGKAJIAN

Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan kasus tonsilitis ini adalah
1.       Pre- operasi :
a.       Data subyektif :
Ø  Mengeluh Nyei
Ø  Badan demam
Ø  Kurang nafsu makan
Ø  Terasa seperti ada lendir pada tenggorokan
Ø  Sakit waktu menelan
b.       Data obyektif :
Ø  Klien tidak mau makan
Ø  Suhu tubuh meningkat dapat sampai 410 C
Ø  Badan lesu
Ø  Tonsil merah dan membesar
Ø  Mulut berbau busuk
Ø  Ptialimus
Ø  Permukaan tonsil yang tidak rata
Ø  Jarang buka mulut, bicara
Ø  Adanya lendir pada tenggorokan
2.       Post-operasi :
a.       Data subyektif :
Ø  Mengeluh nyeri pada bekas luka operasi
Ø  Tidak nafsu makan
Ø  Klien takut menelan makanan
b.       Data obyektif :
Ø  Klien nampak kesakitan / meringis
Ø  Peningkatan nadi
Ø  Catat porsi makan yang dihabiskan klien
Ø  Observasi tanda-tanda pendarahan
Ø  Klien gelisah (akibat nyeri)

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan tonsilitis adalah sebagai berikut :
1.       Pre-operasi :
a.       Gangguan pengaturan suhu tubuh berhubugan reaksi radang pada tonsil
b.       Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang berhubungan dengan nyeri menelan
c.       Gangguan rasa nyaman : nyeri  berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
d.      Resiko Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret pada tenggorokan.
2.       Post operasi :
a.       Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinyuitas jaringan tonsil.
b.       Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan nyeri menelan pasca operasi.
c.       Potensial pendarahan berhubungan dengan terputusnya kontinyuitas jaringan dan kapiler pasca operasi.

C.     RENCANA KEPERAWATAN

1.       Pre-operasi :
a.       Diagnosa keperawatan I :
Tujuan :
Suhu tubuh klien normal kembali dengan kreteria :
Ø  Klien tidak demam.
Ø  Suhu tubuh 36,5 0 C
Ø  Klien tidak gelisah.


Rencana :
1.       Beri kompres dingin pada dahi, axilia dan pelipatan paha.
Rasional : menurunkan suhu tubuh melalui daerah-daerah yang banyak dialiri oleh pembuluh darah.
2.       Beri banyak minum 6 – 8 gelas perhari.
Rasional : untuk mengganti cairan tubuh klien yang hilang melalui peningkatan pernapasan dan pelepasan panas tubuh melalui kulit.
3.       Longgarkan pakian klien.
Rasional : tidak mengahambat pelepasan panas tubuh melalui kulit.
4.       Atur ventilasi ruangan.
Rasioanal : untuk pertukaran udara dalam ruangan sehingga udara tetap segar dan tidak pengap (panas).
5.       observasi tanda-tanda vital.
Rasional : untuk mengetahui perkembangan suhu tubuh klien.
6.       Kolaborasi dokter untuk program pengobatan antipiretik dan antibiotiok.
b.       Diagnosa keperawatan II :
Tujuan :
Nutrisi klien terpenuhi dengan kreteria :
Ø  Klien mengatakan nafsu makan membaik
Ø  Klien menghabiskan porsi makan yang diberikan di RS.
Rencana :
1.       Beri makan lunak.
Rasional : makanan lunak lebih mudah dicerna dan mengurangi nyeri pada waktu menelan.
2.       Beri makanan denga porsi sedikit tapi sering.
Rasional : intake menjadi adikuat dan mencegah peningkatan rasa nyeri tenggorokan.
3.       Beri diit TKTP.
Rasional :  karbohidrat menghsilkan energi membantu dalam metabolisme sedangkan  protein berfungsi untuk pemulihan dan pembentukan sel-sel yang rusak.
4.       hindari makanan yang merangsang batuk: es, makanan yang pedas/ berbumbu.
Rasional : menghindari timbulnya batuk yang memperberat rasa nyeri pada tenggorokan.
5.       Sajikan makana dalan keadaan hangat.
Rasional : makanan hangat lebih membangkitkan rasa nafsu makan dan memberikan rasa nyaman pada saat menelan.
6.       Jelaskan manfaat dan pengaruh makanan bagi kesembuhan 
Rasional : klien mengerti manfaat dan pengaruh makanan bagi kesembuhan klien dan mau makan.
7.       Beri tambahan makanan cair berupa susu 2 gelas sehari.
Rasional : untuk meningkatkan intake klien selain makanan yang reguler diberikan.
c.       Diagnosa keprawatan III :
Tujuan :
Gangguan rasa nyaman : nyeri   teratasi dengan kreteria :
Ø  Klien mengatakan tidak rasa nyeri
Ø  Skala nyeri pada angka 0 dengan skala 0-5.
Ø  Klien tidak gelisah.
Rencana :
1.       Kaji lokasi, intensitas dan karakteristik nyeri.
Rasional : untuk mengetahui kualitas dan kuantitas nyeri.
2.       Ajarkan dan ajurkan teknik relaksasi.
Rasional : mengurangi ketegangan otot-otot daerah leher sehingga nyeri berkurang.
3.       Lakukan teknik distraksi dengan mengajak klien melakukan hobbynya.
Rasional :mengalihkan perhatian klien pada hobbynya sehingga klien lupa denga rasa nyerinya.
4.       Menganjurkan klien membatasi berkomunikasi pada fase akut.
Raasional : mengurangi pergerakan / pergetaran pada daerah leher dan pita suara yang berpengaruh pada rasa nyeri tenggorokan.
5.       Hindari makan makanan yang terlalu keras.
Rasional : mengurangi rasanyeri.
6.       Kolaburasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Rasional : menghambat impul syaraf sehingga rasa nyeri berkurang.
7.       Observasi vital sign.
Rasional : mengetahui perkembangan kondisi klien yang berhubungan dengan rasa nyeri.
d.      Diagnosa keprawatan IV :
Tujuan :
Jalan napas klien menjadi efektif kembali dengan kreteria :
Ø  Sekret berkurang.
Ø  Sekret saluran napas dapat dikeluarkan.
Ø  Frekuensi napas dalam batas normal 20 x / menit.
Rencana :
1.     Ajarkan dan anjurkan batuk efektif.
Rasional : sekret dapat dikeluarkan.
2.     Atur posisi klien semi fowler.
Rasional : merupakan postural drinage yang memudahkan pengeluaran.
3.       Lakukan penghisapan lendir dengan suction.
Rasional : untuk mengeluarkan lendir/ sekret terutama sekret yang sangat kental.
4.       Beri minum air hangat.
Rasional : mengencerkan berdahak sehingga mudah dikeluarkan.
5.       Hindari / hentikan merokok (bila klien merokok).
Rasional : rokok meningkatkan pembentukan sekret pada saluran pernapasan.
6.       Lakukan teknik fibrasi.
Rasional : mengeluarkan sekret.
7.       kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ekspetoran.
Rasional : mengencerkan dahak sehingga memudahkan pengeluaran sekret dengan batuk yang efektif.
            2.    Post operasi
a.       Diagnosa Keperawatan I.
Tujuan :
Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan kreteria :
Ø  Klien mengatakan tidak rasa nyeri lagi
Ø  Tingkat nyeri pada angka 0 dengan skala 0 – 5.
Ø  Klien tidak gelisah.
Rencana :
1.       Kaji lokasi, intensitas dan karakteristik nyeri.
Rasional : untuk mengetahui kualitas dan kuantitas nyeri.
2.       Pertahankan tirah baring pada hari I dan II  post operasi.
Rasional : membatasi pergerakan terutama daerah leher.
3.       Membatasi klien agar mengurangi berkomunikasi.
Rasional : mengurangi getaran pada daerah leher/ pita suara yang berpegaruh rasa nyeri.
4.       Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi.
Rasional : mengendorkan otot-otot daerah leher.
5.       Hindari makan yang merangsang batuk.
Rasional : batuk meningkatkan rangsang nyeri pada daerah leher.
6.       Beri minuman 6 – 8 gelas perhari.
Rasional : bilasan air minum melemaskan jaringan sekitar luka operasi.
7.       Berikan analgesik dan anjurkan klien untuk istirahat /tidur
Rasional : untuk menekan rasa nyeri.
b.       Diagnosa Keperawatan II :
Tujuan :
Nutrisi klien terpenuhi dengan kreteria :
Ø  Nafsu makan meningkat.
Ø  Porsi makanan yang diberikan di RS dapat dihabiskan.
Rencana :
1.       Berikan makanan lunak, bila perlu bubur saring pada hari I post operasi.
Rasional : makanan lunak lebih mudah adicerna dan mengurangi rasa nyeri pada saat menelan makanan.
2.       Sajikan makanan dalam keadaan hangat.
Rasional : meningkatkan kenyaman pada saat menelan makanan .
3.       Motivasi klien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : intake menjadi adikuat dan mecegah peningkatan rasa nyeri pada tenggorokan.
4.       Kolaburasi dengan ahli gizi untuk pemberian diiit TKTP.
Rasional :  karbohidrat menghasilkan energi untuk membantu dalam metabolisme sedang protein membantu dalam pemulihan sel-sel yang rusak.
5.       Beri tambahan makanan dengan 2 gelas susu hangat setiap hari.
Rasional : untuk meningkatkan intake klien selain makanan yang reguker diberikan.
c.       Diagnosa Keperawatan III :
Tujuan :
Perdarahan tidak terjadi dengan kreteria :
Ø  Keadaan umum klien baik.
Ø  Tidak ada tanda-tanda perdarahan , seperti : menelan berulang, muntah darah segar, dan peningkatan denyut nadi pada saat tidur.



Rencana :
1.       Kaji tanda-tanda perdarahan pada luka operasi.
Rasional : untuk mengetahui adanya tanda pendarahan sedini mungkin sehingga dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat.
2.       Kompres dingin pada daerah leher dengan menggunakan eskrah.
Rasional : agar terjadi vaso konstriksi pada pembuluh darah didaerah luka operasi.
3.       Anjurkan klien makanes krim bila mau.
Rasional : diharapkan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah didaerah luka operasi.
4.       Hindari menggunakan suction unutk meyedot lendir pada saluran napas.
Rasional : mengurangi manipulasi terhadap luka operasi.
5.       Pertahankan diit dengan dengan makanan lunak.
Rasional : mengurangi gesekan makanan dengan daerah luka operasi.
6.       Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : mengetahui perkembangan kondisi klien terutama akibat pendarahan yang terjadi.

C.  PELAKSANAAN

Dalam tahap pelaksaanaan tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana perawatan yang dibuat.

D.     EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan adalah berdasarkan kreteria hasil yang telah dibuat pada masing-masing diagnosa keperawatan pada tahap perencanaan, baik pre-operasi maupun post operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar