Rabu, 21 Maret 2012

LEUKEMIA


KOENSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN LEUKEMIA


DEFINISI

Leukema adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah
PATOFISIOLOGI
Ø  normalnya tulang marrow diganti denga tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan enimbulkan anemia dan trmbositopenia
Ø  sistem retikuloendotolial akan berpengaruh dan akan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah akan mengalami infeksi
Ø  manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrsai organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi tulang tulang yang akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit dan paktor pembekuan dan peningkatan penekanan jaringan
Ø  adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe dan nidus limfe danpersendian.
KOMPLIKASI
·         sepsis
·         perdarahan
·         gagal organ
·         kematian
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui dengan pasti akan tetapi terdapat paktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu:
·         faktor genetik
·         radiasi
·         faktor herediter
·         kelainan kromosom
MANIFESTASI KLINIS
·         pilek tidak sembuh sembuh
·         pucat , lesu
·         demam dan anoreksia
·         berat badan menurun
·         nyeri pada tulang dan persendian
·         petekie
·         nyeri abdomen lymphedenopathy
·         hepatosplenomegali
·         abnormal WBC 
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
·         pemerikasan darah tepi : terdapat lekosit yang imatur
·         aspirasi sumsum tulang : hiperseliler terutama banyak terdapat sel muda
·         biopsi sumsum tulang
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
·         pelaksanaan kemoterafi
·         irradiasi kranial
·         terdapat 3 pase pelaksanaan kemoterafi
1.  fase induksi
dimulai 4-6 minggu setelagh diagnosa ditegakkan, pada fase ni diberikan terafi kortikosteroid ( prednison), vincristin. Pase induks dinyatakan berhasil jika tanda tanda payakit berkuran atau tidakada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5 %.
2. fase profilaksis sistem saraf pusat :
pada fase ini diberikan terafi methotrexate, cytarabine, dan hidrocortison, melalui intratechal untuk mencegah invasi sel leukemia keotak. Terafi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan SSP.
3. konsolidasi :
 pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempartahankan remisi dan mengurangi jumlah sel sel leukemia yang beredar dalam tubuh . secara berkala mingguan atau bulanan dilakkan pemerikksaaa darah lengkap untuk menilai respon tulang tulang terhadap pengobatan, jika terjadi supresi sumsum tulang maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN LEUKEMIA
PENGKAJIAN
·        Rinayat penyakit
·        Kaji adanya tanda-tanda anemia :pucat kelemahan fisik ,sesak,napas cepat .
·        Kaji adanya tanda-tanda leokopenia : demam ,infeksi
·        Kaji tanda-tanda trombositopenia : pteciae ,purpura ,pendarahan membran mukosa ;kaji tanda –tanda invasi ekstra medula limfadenopaty, hepatomegali , splenomegali.
·        Kaji adanya pembesaran testis,hematuri ,hipertensi ,gagal ginjal ,inflamasi disekitar rektal dan nyeri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.                   Resiko tinggiterhadap  infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2.                   Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah
3.                   Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostik ,efek fisiologis neoplasma .
4.                   Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak dengan kondisi yang mengancam kehidupan .




RENCANA KEPERAWATAN
  1. DX 1
Ø  Tujuan : anak tidak akan mengalami gejala gejala infefsi atau menurnkan resiko infeksi
Ø  Intervensi :
·         Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk melindungi dari sumber potensial patogen/ infeksi
·         Anjurkan pengunjung atau staf melakukan teknik mencuci tangan yang baik atau teknik aseptik 
Rasional : mencegah kontaminasi silang atau menurunkan resiko infeksi
·         Monitor tanda tanda vital anak
Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan intervensi
·         Berikan diet nutrisi yang lengkap
Meningkatkan pembentukan antibodi dan mencegah dehidrasi
·         Kolborasi pemberian antibiotik
Kesesuaian dosis cara pemberian mencegah terjadi komplikasi yang berat
  1.  DX 2
Ø  tujuan : anak tidak akan mengalami mual muntah
Ø  intervensi
·         kaji respon anak terhadap pemberian antimietik
rasional : pemberian antimietik yang tidak sesuai degan dosis dapat meningkatkan

·        Tempatkan anak dalam ruangan khusus untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi .
·        Anjurkan pengunjung atan staf melakukan tekhnik mencuci tangan yang baik.
·        Gunakan tekhnik septik untuk semua prosedur yang invasif.
·        Monitor tanda vital anak.
·        Evaluasi keadaan anak terhadap twmpat –tempat munculnya infeksi.
·        Hindari penggunaan temperatur rektal ,suposituria atau enema .
·        Berikan waktu yang sesuai antara aktifitas dan istirahat .
·        Berikan diet nutrisi secara lengkap
·        Berikan vaksinasi dari virus yang tidak aktip.
·        Monitor penurunan jumlah leokosit yamg menunjukkan anak memiliki resiko yang besar untuk terkena infeksi .
·        Kolaborasi untuk pemberian antibiotik .
  1. Mencegah resiko injury pendarahan .
·        Evaluasi kulit dan membran mukosa setiap hari .
·        Laporkan setiap tanda-tanda terjadi pendarahan (tekanan darah menurun ,denyut nadi cepat , pucat ,diaporesis ,meningkatnya kecemasan )
·        Periksa setiap urin atau tinja terhadap adanya tanda –tanda pendarahan
·        Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi.
·        Gunakan sikat gigi yang lembut atau lunak dan oral hygine .
·        Hindari untuk pemberian aspirin
·        Lakukan pemeriksaan darah secara teratur
·        Kaji adanya tanda-tanda terlibatnya sistem saraf  pusat .
  1. Mencegah resiko kurangmya volume cairan
·        Berikan antimetik awal sebelum dilakukan  kemoterapi
·        Berikan antimetik secara beraturan pada waktu program  kemoterapi
·        Kaji respon anak terhadap antimetik .
·        Hindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual  atau muntah.
·        Anjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering .
·        Kolaborasi untuk pemberian cairan infus untuk mempertankan hidrasi.
  1. Memberikan nutrisi yang adekuat.
·        Berikan dorongan pada oran tua untuk tetap rileks pada saat  anak makan .
·        Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat di toleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat .
·        Berikan makan anak yang disertai suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi .
·        Ijinkan anak untuk terlibat dalam dalam persiapan pemilihan makanan
  1. Mencegah kerusakan integritas kulit
·        Kaji secara dini kerusakan tanda- tanda integritas kulit.
·        Berikan perawatan kulit khususnya perianal dan mulut .
·        Ganti posisi dengan sering .
·        Anjurkan intake dengan kalori dan protein yang adekuat
  1. Mencegah atau mengurangi nyeri
·        Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri
·        Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri .
·        Efaluasi efektifitas terapi pengurangan rasa nyeri dengan melihat derajat kesadaran dan sedasi .
·        Berikan tekhnik mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi .
·        Berikan pengobatan anti nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri yang berulang .
  1. Meningkatkan peran keluarga .
·        Jelaskan alasan dilakukannya setiap tindakan .
·        Hundari untuk menjelaskan hal –hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada .
·        Jelaskan orang tua tentang proses penyakit .
·        Jelaskan untuk seluruh tindakan yang dapat dilakukan oleh anak .
·        Jadualkan waktu bagi keluarga dan anak bersama sama tanpa diganggu oleh staf RS.
·        Dorong keluarga untuk mengekspresikan perasaannya sebelum anak didiagnosis menderita keganasan dan prognosis anak buruk.
·        Diskusikan dengan keluarga bagaimana mereka akan mengtakan kepada anak tentang pengobatan anak dan kenungkinan terapi tambahan .
  1. Antisipasi berduka
·        Kaji tahapan berduka pada anak atau keluarga.
·        Berikan dukungan pada respon yang adaptif yang diberikan klien, rubah  respon maladaftif
·        Luangkan waktu bersama anak untuk memberikan dukungan pada anak agar mengekspresi perasaannya atau ketakutannya .
·        Fasilitas anak untuk mengeksprsikan perasaannya melalui bermain .
PERENCANAAN PEMULAANGAN
·        Jelaskan terapi yang diberikan :dosis dan efek samping
·        Berikan suport lingkungan yang aman
·        Intruksikan untuk menginformasikan jika terdapat gejala-gejala kekambuhan dan hal yang harus dilakukan jika terjadi kekambuhan
·        Jelaskan hal –hal perawatan yang diperlukan oleh anak –anak dirumah .
·        Kontrol pelayanan kesehatan sesuai dengan jadual yang ditentukan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar