Selasa, 13 September 2011

EDISI AGUSTUS

EDISI AGUSTUS

AGUSTUS 24,
Aku kalut….
Aku kian bingung….
Selalu bermain dengan bayang-bayang..
Bantu aku untuk temukan diri…
Agar aku bisa menyambut pagi dan membuang sepi
Kukenang hari kemarin untuk menikmati hari ini
Sembari memahami apa yang tersimpan dimatamu………

AGUSTUS 25,
 Wahai bidadari yang hatiku telah menyayanginya,,
kemana lagi engkau akan menuntunku.....?
Kemana ku harus mengikutimu...?
Melewati lorong lorong kasar berbatu...?

Berliku diatara batu karang...?
Tetaplah didekatku barang sejenak,
dan biarkan kupandangi wajahmu…
Agar aku dapat melihat misteri misteri yang tersimpan dihatimu
dan pahami apa yang ada dalam nuranimu…

Aku akan tetap ada…
hingga misteri misteri itu degan jujur megatakan pada jiwaku
tetang kemauan jiwamu....
sampai pada ungkapan cerita apa yang terpedam dihatimu….

AGUSTUS 26,
Waktu berlalu kian lesu…
Bagai bulan yang ragu ….
Bagai matahari yang malu…..

Ataukah hanya malas untuk menunggu....?

Ingin aku terbit esok hari…..
Untuk menyinari hari-hari yang kelabu,,,,,
Tapi………
Rasanya akan tetap sama
Berlalu seperti hari-hari yang kemarin
Ingin kurubah hari ini
Dan bertahan
Namun aku merasa duduk terkuci
Disela lapuknya kursi kayu


AGUSTUS 27,
Cintaku yang hanya sendiri
Dimana hanya menampakkan sebuah nyanyian sendu
Dan membekas banyak kenangan

Kenangan yang berjalan kearah yang salah
Sesuatu yang tak perah bersambungan karena ini semua mimpi

Aku ingin berhneti untuk bermimpi
Bersihkan awan dari kabutku
Kabut yang selalu halangi pandanganku
Ada siapa disana,,,,,,,,??????????

Mimpi ini begitu semu
Hingga tak kutemukan waktu lagi
Untuk membuka pikiraku
Untuk megetahui siapa disnaa...?


AGUSTUS 28,
Saat kaupergi tanpa sepenggal kalimat
Aku..........
Hanya bisa tertunduk dalam sesal
Kupaggil namamu ditegah hujan ini
Namun......
Hujan mengalahkan aku
Kucari tempat berlidung untuk sedihku
Dan hangatkan hati ini
Egkau terus menjauh....tanpa berpaling
Mimpi siapapun akan sirna
Jika dara itu ...........
Tak seperti yag dulu.....


AGUSTUS 29,
Cinta memiliki jemari yang sehalus sutera,
tapi kuku-kukunya yang runcing meremas jantung
dan membuat mausia mederita karena duka
Dan cinta adalah sekumpulan duka
yang terangkup dalam pujian d’oa
membumbung ke angkasa bersama harum aroma dupa

Jiwa anak mausia yang berulang kali tertimpa bencana
adalah sekutum bunga bakung putih
yang baru mekar dan bergetar dalam hembusa agin.
Membuka kelopak hatinya bila fajar pagi tiba,
dan megucup kembali dalam keremagan senja……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar